Apa Itu ISIS dan Tujuannya: Sebuah Penjelasan Lengkap

Pengetahuan mengenai apa itu ISIS dan tujuannya mungkin sudah sering kita dengar di berbagai media. Kepopuleran ISIS sebagai organisasi teroris global telah menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia. Namun, seberapa banyak kita benar-benar memahami kelompok ini dan apa yang mereka ingin capai? Mari kita telusuri lebih jauh tentang ISIS dan tujuannya dengan bahasa yang santai dan mudah dimengerti.

Sejarah Pembentukan ISIS

ISIS, singkatan dari Islamic State of Iraq and Syria, adalah kelompok teroris yang telah menyebabkan kekacauan di berbagai negara di Timur Tengah selama beberapa tahun terakhir. Kelompok ini memiliki sejarah yang panjang dan kompleks dalam pembentukannya.

ISIS dimulai sebagai cabang dari Al Qaeda di Irak pada tahun 2004. Pada saat itu, mereka dikenal sebagai Al Qaeda in Iraq (AQI) dan dipimpin oleh Abu Musab al-Zarqawi. AQI berusaha menghasut kekacauan di Irak dengan melakukan serangan teror di wilayah tersebut.

Pada tahun 2006, Zarqawi tewas dalam serangan udara oleh pasukan Amerika Serikat. Namun, kelompok ini tidak menghilang dan terus bergerak menuju tujuan mereka untuk membangun negara Islam di wilayah tersebut.

Misi ISIS

  • Tujuan utama ISIS adalah untuk menghapus batas-batas negara dan mendirikan caliphate yang mengikuti syariah Islam di seluruh dunia.
  • Mereka ingin mengembalikan bentuk kekuasaan dan pemerintahan yang ada pada zaman Nabi Muhammad, dengan pemimpin tunggal yang disebut caliph.
  • ISIS menggunakan kekerasan ekstrem sebagai metode untuk mencapai tujuan mereka, termasuk serangan teroris, eksekusi publik, dan penindasan terhadap siapa pun yang menentang mereka.

Pertumbuhan dan Ekspansi

Setelah kematian Zarqawi, kelompok ini berubah nama menjadi Islamic State of Iraq (ISI) pada tahun 2006. Mereka terus melakukan serangan terhadap pasukan Amerika dan musuh-musuh mereka di Irak.

Pada tahun 2013, mereka memperluas operasi mereka ke Suriah, dan mengubah namanya menjadi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) untuk mencerminkan perluasan wilayah mereka. Mereka berhasil memanfaatkan kelemahan pemerintah Suriah yang sedang terlibat dalam perang saudara, serta ketidakstabilan politik di Irak.

TanggalPeristiwa
2014ISIS mendeklarasikan dirinya sebagai negara dan memproklamirkan Abu Bakr al-Baghdadi sebagai caliph.
2016Pasukan internasional, termasuk Amerika Serikat, membentuk koalisi untuk melawan ISIS.
2017ISIS kehilangan banyak wilayah yang sebelumnya mereka kuasai dan terus ditekan oleh pasukan koalisi.

Meskipun sekarang ISIS telah kehilangan sebagian besar wilayah yang mereka kuasai, mereka masih ada dan berusaha bertahan. Konflik di Timur Tengah terus berlanjut, dan upaya untuk menghilangkan ancaman ISIS terus berlanjut oleh komunitas internasional.

Ideologi dan tujuan utama ISIS

Ideologi ISIS atau Islamic State of Iraq and Syria adalah sebuah paham ekstremis yang menggabungkan prinsip-prinsip Wahhabi atau Salafi dengan ideologi Jihad global. ISIS percaya bahwa mereka adalah kelompok yang mampu menerapkan hukum Islam yang benar dan mendirikan negara Islam yang sempurna.

Tujuan utama ISIS adalah untuk menghapus batas-batas nasional dan membangun negara Islam yang dikenal sebagai Khilafah. Mereka berambisi untuk menguasai wilayah yang meliputi Iraq, Syria, dan wilayah lainnya di Timur Tengah.

Tujuan-tujuan ISIS termasuk:

  • Mendirikan pemerintahan ala Khilafah yang berdasarkan pada interpretasi ekstremis terhadap hukum Syariah.
  • Menghapuskan semua bentuk pemerintahan sekuler dan menggantinya dengan pemerintahan Islam yang keras dan tidak mengakomodasi kebebasan beragama yang berbeda-beda.
  • Menyebarkan paham dan keyakinan mereka melalui propaganda intensif dan penyebarluasan informasi melalui media sosial.

Ideologi ISIS

Ideologi yang dipegang oleh ISIS dirancang untuk menghadirkan dunia yang sesuai dengan visi mereka tentang Islam yang murni dan tanpa pengaruh-pengaruh asing atau “kafir”. Mereka menggunakan tafsir-sediri Islam yang sangat konservatif dan mengklaim bahwa mereka merupakan komunitas Muslim yang paling saleh dan jujur, dan bahwa mereka adalah satu-satunya yang benar-benar memahami dan mengikuti ajaran Islam yang asli.

Ideologi ISISTujuan
Pendirian KhilafahMewujudkan negara Islam yang didasarkan pada hukum Syariah.
Jihad GlobalMelakukan serangan teror di dalam dan luar wilayah untuk memperluas kekuasaan dan memerangi “musuh-musuh Islam”.
Penyebaran IdeologiMensosialisasikan dan memperkuat ideologi mereka dengan menggunakan media sosial dan propaganda intensif.

ISIS menggunakan kekerasan dan teror sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Mereka mengklaim memiliki mandat ilahi dan sering kali menggunakan serangan teror sebagai strategi untuk menakuti lawan-lawan mereka dan menciptakan ketegangan yang memperkuat narasi radikal mereka.

Metode dan strategi yang digunakan oleh ISIS dalam mencapai tujuannya

ISIS, yang merupakan singkatan dari Islamic State of Iraq and Syria, adalah kelompok teroris yang bertujuan untuk mendirikan negara Islam yang dikenal sebagai Khalifah. Untuk mencapai tujuan ini, ISIS menggunakan berbagai metode dan strategi yang sangat efektif.

Selama beberapa tahun terakhir, ISIS telah menunjukkan kemampuan mereka dalam melakukan serangan teror yang brutal dan menguasai wilayah di Timur Tengah. Mereka telah menggunakan metode dan strategi berikut untuk mencapai tujuan mereka:

Taktik Teror

  • Penyerangan brutal: ISIS menggunakan taktik kekerasan ekstrim dalam serangan mereka, termasuk pemenggalan kepala, pemerkosaan, dan pengeboman massal. Tujuan mereka adalah untuk menimbulkan ketakutan dan menciptakan kekacauan yang akan melemahkan pemerintah dan membentuk masyarakat yang takut dan tunduk.
  • Rekrutmen dan Pembiayaan: ISIS telah berhasil merekrut banyak anggota dengan menggunakan propaganda dan narasi agresif mereka. Mereka juga menggunakan media sosial dan internet untuk menyebarkan ideologi mereka dan mendapatkan dana dari sumber-sumber yang tidak sah.
  • Operasi Gerilya: ISIS melakukan serangan gerilya yang tidak terduga untuk menghancurkan pasukan musuh dan menguasai wilayah. Mereka menggunakan taktik seperti serangan bom bunuh diri, serbuan senjata, dan serangan bunuh diri untuk mencapai tujuan mereka.

Propaganda dan Rekrutmen

ISIS menggunakan propaganda yang sangat efektif untuk merekrut anggota baru. Mereka menggunakan video eksekusi brutal dan pembunuhan massa untuk menarik orang-orang yang frustasi, marah, dan terpinggirkan. Selain itu, mereka juga menggunakan media sosial dan internet untuk menyebarkan pesan mereka, merekrut sukarelawan, dan mempengaruhi pemikiran masyarakat secara global.

ISIS juga menggunakan strategi cerdas dalam merekrut anggota dengan memanfaatkan konflik antara umat Islam dan non-Muslim serta mengambil keuntungan dari ketidakpuasan politik dan ekonomi di banyak negara. Mereka menjual narasi bahwa bergabung dengan ISIS adalah cara untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan menyediakan jalan menuju kemuliaan dalam perjuangan agama.

Penguasaan Wilayah dan Pembangunan Negara

ISIS memiliki tujuan jangka panjang untuk mendirikan negara Islam yang mereka sebut Khalifah. Untuk mencapai ini, mereka menggunakan strategi penguasaan wilayah yang berfokus pada menguasai kota-kota penting, infrastruktur, dan sumber daya alam. Mereka juga mengatur sistem pemerintahan dengan hukum syariah dan mencoba membangun struktur negara mereka sendiri.

Tujuan UtamaMetode yang Digunakan oleh ISIS
Penguasaan wilayahPengambilalihan kota dan infrastruktur penting, pengusiran atau pembunuhan penduduk yang menentang mereka, mendapatkan dukungan dari kelompok-kelompok lokal.
Pembebasan tawananPenahanan dan pengeboman untuk mendapatkan pembebasan tawanan atau mendapatkan tebusan.
Mendapatkan danaPerampokan bank, pemerasan, perdagangan narkoba, pembajakan, dan penjualan minyak ilegal.

Strategi ini memungkinkan ISIS untuk mengkonsolidasikan kekuatan mereka dan memperluas wilayah kekuasaan mereka. Mereka berusaha membentuk negara mereka sendiri dengan hukum dan kebijakan berdasarkan interpretasi mereka terhadap agama Islam.

Peran media sosial dalam penyebaran propaganda ISIS

Media sosial memiliki peran yang sangat signifikan dalam penyebaran propaganda ISIS. Dengan kemajuan teknologi dan mudahnya akses ke internet, media sosial seperti Facebook, Twitter, dan YouTube telah menjadi platform efektif bagi kelompok teroris ini untuk mencapai audiens yang lebih luas.

ISIS secara aktif menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan mereka dan merekrut simpatisan baru. Mereka mengunggah video propaganda yang brutal dan menghebohkan, serta gambar-gambar yang memperlihatkan kekuatan dan keberhasilan mereka. Melalui media sosial, mereka dapat menciptakan narasi terkait ideologi mereka sendiri dengan cara yang menarik bagi potensi anggota baru.

Selain itu, media sosial juga menyediakan ruang bagi anggota ISIS dan simpatisan mereka untuk berinteraksi dan saling mendukung. Mereka dapat berbagi informasi, memberikan dukungan moral, dan melaporkan kemajuan atau keberhasilan kelompok tersebut. Hal ini memberikan rasa kebersamaan dan solidaritas yang mungkin sulit ditemukan di dunia nyata.

Dampak media sosial dalam penyebaran propaganda ISIS

  • Peningkatan jumlah rekrutan: Melalui media sosial, ISIS dapat memperoleh lebih banyak rekrutan dengan cepat dan efisien. Mereka dapat menjangkau individu yang cenderung terisolasi atau terpinggirkan dalam masyarakat, dan menawarkan mereka suatu tempat untuk merasa diterima dan diakui.
  • Penyebaran pesan ekstrem: Media sosial memberikan platform bagi ISIS untuk menyebarkan pesan ekstremisme yang mempengaruhi pemikiran banyak orang. Dengan keterampilan presentasi dan konten yang mendalam, mereka mampu mempengaruhi persepsi dan keyakinan individu, terutama yang rentan terhadap propaganda mereka.
  • Meningkatkan efektivitas serangan: ISIS juga menggunakan media sosial untuk menyebarkan panduan, tutorial, dan instruksi tentang bagaimana melancarkan serangan. Hal ini memungkinkan mereka untuk mencapai anggota jaringan mereka di berbagai belahan dunia dan meningkatkan efektivitas operasi terorisme mereka.

Pembatasan dan penanggulangan penyebaran propaganda melalui media sosial

Melihat dampak yang merugikan dari penyebaran propaganda ISIS melalui media sosial, banyak upaya telah dilakukan untuk membatasi dan memerangi fenomena ini. Beberapa langkah yang diambil antara lain adalah:

Pembatasan kontenKolaborasi antara platform media sosial dan pemerintah untuk mengidentifikasi dan menghapus konten yang terkait dengan terorisme.
Peningkatan keamanan digitalMeningkatkan keamanan digital untuk melindungi pengguna dari propaganda dan pengaruh ekstremisme.
Penyuluhan dan pendidikanMeningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya propaganda terorisme dan cara untuk mengenali serta menangkalnya.

Upaya ini masih terus berlanjut dengan tujuan untuk meminimalisir dampak negatif dan membatasi penyebaran propaganda ISIS melalui media sosial.

Reaksi dan respons internasional terhadap ISIS

Sebagai kelompok teroris yang ekstrem, ISIS telah mendapatkan reaksi dan respons dari komunitas internasional di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa respon yang dilakukan oleh negara-negara dan organisasi internasional terhadap keberadaan ISIS:

1. Pelarangan dan larangan aktivitas: Banyak negara telah melarang anggota ISIS memasuki wilayah mereka dan melarang pendanaan atau bantuan apapun kepada kelompok tersebut. Tujuannya adalah untuk memotong sumber daya yang dibutuhkan untuk melancarkan operasi mereka.

2. Deklarasi sebagai organisasi teroris: Organisasi seperti PBB, NATO, dan Uni Eropa telah mendeklarasikan ISIS sebagai organisasi teroris. Hal ini membuka jalan bagi tindakan hukum dan pendanaan terhadap kelompok tersebut.

3. Kerjasama intelijen: Berbagai negara secara aktif berbagi informasi intelijen tentang anggota ISIS dan upaya mereka. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemantauan terhadap gerakan mereka dan mencegah serangan teror.

4. Upaya militer: Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, telah melakukan operasi militer untuk melawan ISIS, baik dalam bentuk serangan udara maupun dukungan kepada pasukan lokal yang melawan kelompok tersebut.

5. Program deradikalisasi: Banyak negara telah meluncurkan program deradikalisasi untuk membantu orang-orang yang terlibat dengan ISIS untuk kembali ke masyarakat dengan aman dan mendorong mereka untuk meninggalkan kekerasan. Program ini mencakup rehabilitasi psikologis, reintegrasi sosial, dan pelatihan keterampilan.

Respon internasional terhadap ISIS:

  • Negara-negara secara aktif mengecam aksi kekerasan ISIS dan menunjukkan solidaritas dengan korban serangan mereka.
  • Banyak negara telah mengirim bantuan kemanusiaan, termasuk obat-obatan dan makanan, kepada korban kekerasan ISIS.
  • Beberapa negara telah meningkatkan keamanan di perbatasan mereka untuk mencegah infiltrasi dan serangan ISIS.

Kerjasama internasional dalam memerangi ISIS:

Untuk mengatasi ancaman global yang dihadirkan oleh ISIS, banyak negara dan organisasi internasional bergandengan tangan dalam upaya memerangi kelompok tersebut. Misalnya, Amerika Serikat membentuk koalisi internasional yang terdiri dari lebih dari 70 negara untuk melawan ISIS. Selain itu, negara-negara Eropa juga telah meningkatkan kerjasama militer dan intelijen untuk menghadapi ancaman yang sama.

Negara/OrganisasiTindakan
Amerika SerikatMelakukan serangan udara terhadap pusat-pusat kekuatan ISIS dan mendukung pasukan lokal yang melawan kelompok tersebut.
Uni EropaMemberlakukan sanksi ekonomi terhadap individu dan kelompok yang terlibat dengan ISIS.
NATOMelakukan patroli udara untuk meningkatkan keamanan di wilayah yang terancam oleh ISIS.

Kerjasama semacam ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas melawan ISIS dan mengurangi pengaruh kelompok ini di berbagai wilayah dunia.

Upaya penanggulangan dan pencegahan terhadap ancaman ISIS

Organisasi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) telah lama menjadi ancaman serius bagi keamanan dunia. Dalam upaya untuk melawan pengaruh dan aktivitas ISIS, banyak negara dan lembaga internasional telah melakukan berbagai langkah penanggulangan dan pencegahan. Berikut adalah beberapa upaya yang dilakukan dalam rangka menangani ancaman ISIS:

Peningkatan kerjasama internasional

  • Kerjasama intelijen antara negara-negara untuk berbagi informasi dan menganalisis kegiatan teroris.
  • Koalisi militer internasional yang bekerja sama dalam operasi pemberantasan ISIS di wilayah konflik.
  • Penggunaan pertukaran informasi melalui organisasi internasional seperti Interpol dan Europol.

Pendekatan multidimensional

Penanggulangan dan pencegahan terhadap ISIS tidak hanya melibatkan aspek militer, tetapi juga melibatkan pendekatan yang lebih komprehensif secara politik, ekonomi, dan sosial. Beberapa langkah yang diambil adalah:

  • Memperkuat dan meningkatkan koordinasi antarlembaga dalam menghadapi ISIS.
  • Berbagai program rehabilitasi dan deradikalisasi untuk mantan anggota ISIS.
  • Mendorong pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah yang terdampak konflik ISIS, sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan dan ketidakadilan sosial yang dapat memicu radikalisasi.

Pemberantasan propaganda online

ISIS telah menggunakan media sosial dan platform online untuk menyebarkan ideologi radikal mereka dan merekrut simpatisan baru. Dalam upaya untuk melawan propaganda online ISIS, beberapa upaya yang dilakukan adalah:

  • Penghapusan konten terkait ISIS dari platform online seperti YouTube, Facebook, dan Twitter.
  • Kerjasama dengan perusahaan teknologi dan penyedia layanan internet untuk mengidentifikasi dan menghapus konten teroris.
  • Pendekatan pencegahan yang melibatkan pendidikan dan kesadaran publik mengenai berbagai taktik yang digunakan oleh ISIS dalam mempengaruhi dan merekrut orang-orang secara online.

Penguatan keamanan perbatasan

Pengawasan yang ketat terhadap perbatasan menjadi salah satu langkah penting dalam menghadapi ancaman ISIS. Beberapa upaya yang dilakukan dalam penguatan keamanan perbatasan adalah:

Peningkatan kesiapan dan manajemen keamanan di pintu-pintu masuk internasional.Peningkatan keamanan dan kontrol di pelabuhan dan bandara.
Penempatan petugas keamanan yang terlatih untuk mendeteksi dan menghentikan pergerakan anggota ISIS atau rekrutan potensial.Kerjasama dengan negara tetangga untuk berbagi informasi dan mencegah penyeberangan anggota ISIS melalui perbatasan.

Upaya penanggulangan dan pencegahan terhadap ancaman ISIS terus dilakukan secara berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Melalui kerjasama dan pendekatan multidimensional, diharapkan dapat meredam pengaruh dan aktivitas organisasi tersebut demi keamanan dan perdamaian dunia.

Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih Telah Membaca

Sekarang sudah lebih paham kan apa itu ISIS dan tujuannya? Sudah tidak lagi bingung dan berbagai kesalahpahaman pun terpecahkan. Jika masih ingin mengetahui lebih banyak tentang isu-isu terkini, jangan lupa kunjungi lagi situs ini. Kami akan terus memberikan informasi-up-to-date dan menarik untuk Anda. Terima kasih telah menghabiskan waktu untuk membaca artikel ini. Sampai jumpa lagi!

Share your love